Minggu, 03 Februari 2013

AKTIVITAS ATLETIK


A.  LOMPAT TINGGI
Adalah gerakan melompat ke atas dengan cara mengangkat kaki ke depan atas dalam upaya membawa titik berat badan setinggi dan secepat mungkin jatuh (mendarat).
1.    Latihan Teknik Lompat Tinggi (Gaya Flop)
a)        Latihan Teknik Ancang – ancang (awalan)
1)   Lari ancang – ancang sebagian lurus dan sebagian lari melengkung.
2)   Berlari 3 – 6 langkah pada bagian yang lurus dengan badan tegak.
3)  Tambah kecepatan lari ancang – ancang dengan langkah lebar dan penuh kekuatan.
4)   Condongkan badan ke arah dalam pada bagian yang lengkung.
5)  Teruslah menambah kecepatan lari ancang – ancang dengan langkah yang penuh kekuatan. Dengan penekanan khusus dorong kuat pada langkah terakhir ( menjelang bertolak).

b)        Latihan Teknik Bertolak
1)   Langkah akhir (ancang – ancang) sedikit lebih pendek. Kaki yang bertolak harus dengan cepat dan dengan gerak percepatan.
2)  Naikkan paha kaki bebas dengan cepat ke posisi horozontal dan pertahankan posisi, ayun lengan ke atas setinggi kepala dan tetap pada posisi tersebut. Luruskan sendi mata kaki, lutut dan sendi panggul.

c)        Latihan Teknik Melewati Mistar
1)  Sesudah bertolak, teruslah memelihara sikap kaki bebas dalam posisi horizotal. Kaki yang bertolak agar tetap diluruskan.
2)   Gerakan lengan kiri sebagai sebagai lengan yang mendahului melewati mistar lompat.
3)   Angkat naik lebih tinggi pinggang sambil melewati mistar.
4)   Bila pinggang telah melewati mistar, tarik kepala ke dada dan luruskan kaki.

d)       Latihan Teknik Mendarat
1)   Mendaratlah dengan seluruh punggung dibantu dengan lengan.
2)   Agar lutut tetap terpisah pada waktu mendarat.

e)        Hal – hal Penting dalam Lompat Tinggi
a.    Kesalahan – kesalahan yang sering terjadi
1)   Awalan kurang baik, kurang cepat atau terlalu cepat.
2) Pada waktu menumpu, kaki kurang kuat menolak tumpuan dan kurang menengadah, sehingga kecepatan maju tidak berubah menjadi gerak ke atas.
3)   Pada waktu melewati mistar, kepala mendahului mistar sehingga titik ketinggian maksimum tidak tepat di atas mistar tetapi berada di depan atau di belakang mistar, meskipun sebagian badannya telah melewati mistar, tetapi bagian yang lain akan menyentuh mistar.

b.    Hal – hal yang harus dihindari
1)   Memperpendek langkah akhir (pada awalan).
2)   Kecondongan badan ke depan.
3)   Pengangkatan tak penuh dari kaki ayun.
4)   Kaki penolak yang bengkok pada saat take – off.
5)   Kaki penolak naik tanpa dibengkokkan.
6)   Badan dilengkungkan ke belakang di atas mistar.
7)   Memutar badan pada samping kanan yang semetinya paa bagian perut.
8)   Rotasi tak cukup dari pinggang pada waktu di atas mistar.

c.    Hal – hal yang harus diutamakan
1)   Rendahkan titik pusat gravitasi pada saat langkah langkah terakhir.
2)   Bertolak dan angkat vertikal ke atas dengan gerakan yang betul dari lengan.
3)   Angkatlah kaki ayun dengan gerak tendangan.
4)   Luruskan kaki ayun pada saat melewati kaki penolak.
5)   Angkat kaki tolak bengkok ke arah bahu.
6)   Turunkan kepala dan bahu.
7)   Turunkan kaki ayun di sebelah lain mistar.
8)   Bukalah keluar dengan kaki tolak.


B.  LEMPAR CAKRAM
Adalah salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik.
Cara melakukan lemparan pada mulanya menirukan nelayan yang melempar jaringya berulang – ulang.
1.    Peralatan dan Lapangan Lempar Cakram
a)    Alat
Cakram terbuat darikayu atau bahan lain bengan bingkai dari metal. Bingkai berbentuk lingkaran penuh dan tepat di tengah – tengah cakram ada beban yang dapat dilepaspindahkan.

b)   Ukuran cakram
1)   Berat cakram untuk putra 2 kg dengan garis tengah : 219 – 221 mm.
2)   Berat cakram untuk putri 1 kg dengan garis tengah : 180 – 182 mm.

c)    Lapangan lempar cakram
1)   Diameter lingkaran untuk melempar : 2,50 meter.
2)  Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidaklicin, terbuat dari semen, aspal, dll. Lingkaran lemparan dikelilingi dengan sangkar (pagar kawat) untuk menjamin keselamatan petugas, peserta, dan penonton.
3)   Bentuk huruf sepeti C, dengan diameter 7 meter, mulut 3,3 meter. Sektor lemparan dibatasi garis yang membentuk sudut 40° di pusat lingkaran.

d)   Teknik Dasar Lempar Cakram
a.    Cara memegang cakram
1)   Bagi yang tangannya cukup lebar, meletakkan tepi cakram pada lekuk pertama dari jari – jarinya.
2)  Bagi yang tangannya lebar, jari telunjuk dan jari tengah terhimpit, jari – jari lainnya agak renggang.
3)  Bagi yang jari – jarinya pendek, posisi jari sama dengan cara yang pertama hanya letak tepi cakram agak lebih ke ujung jari - jari.

b.    Latihan awalan lempar cakram
1) Ambil posisi dan berdiri menyamping arah lemparan. Kaki dibuka selebar bahu, sedikit ditekuk dan rileks. Berat badan terbagi pada kedua kaki.
2)   Pusatkan perhatian dan persiapan untuk melakukan awalan agar mantap, kemudian cakaram diayun – ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini diulang – ulang sebanyak 2 – 3 kali yang dilanjutkan dengan awalan berputar.

c.    Latihan ayunan lengan saat melempar
1) Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas.
2) Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap arah lemparan penuh ( siap lempar ), bersiaplah untuk melempar cakram ke arah depan atas.
3)   Lepasnya cakram setinggi dagu dengan sudut lemparan kira – kira 30°. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar menurut putaran jarum jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram berada sedikit di depan bahu.
4) Lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong ke depan. Pendangna mengikuti jalannya cakram.

d.   Gerakan akhir setelah melempar / lepasnya cakram
Setelah cakram terlepas kaki kanan harus segera dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk untuk menahan agar badan yang condong ke depan tidak terlajur terdorong ke luar lingkaran. Kaki kiri dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram.

e)    Hal –hal Penting dalam Lempar Cakram
a.    Hal – hal yang harus dihindarkan dalam lempar cakram
1)   Jatuh ke belakang pada awal putaran.
2)   Berputar di tempat (seperti gangsing).
3)   Membungkukkan badan ke depan (dipatahkan pada pinggang).
4)   Melompat tinggi di udara.
5)   Kaki terlalu tegang.
6)   Penempatan kaki yang salah dengan sudut lemparan.
7)   Membawa berat badan pada kaki depan dan membiarkan jatuh.
8)   Membungkukkan badan ke depan atau terlalu ke kiri saat melepaskan cakram.

b.    Hal – hal yang harus diperhatikan dalam lempar cakram
1)   Berputar dengan baik.
2)   Dorong cakram melewati lingkaran.
3)   Dapatkan putaran yang besar antara badan bagian atas dan bawah.
4)   Capai jarak yang cukup pada saat melayang melintasi lingkaran.
5)   Mendaratlah pada jari – jari kaki kanan dan putar secara aktif di atas (jari – jari tersebut).
6)   Mendaratlah dengan kaki kanan dititik pusat lingkaran dan kaki kiri sedikit ke kiri dari garis lemparan.

Makalah Asal-Usul Bahasa Indonesia


 BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia adalah salah satu kebanggaan bangsa kita, sebab-sebabnya sangat jelas, tanpa bahasa nasional itu, kemerdekaan tidak akan tercapai dan persatuan bangsa tidak akan terhalang. Namun, tampaknya kebanggaan itu tidak disertai sikap kritik untuk menelaah bagaimana hal itu dapat terjadi dan apa yang dapat kita petik sebagai pengalaman kemajuan bangsa pada masa-masa yang akan datang.
Dengan kata lain, kajian tentang asal-usul bahasa Indonesia masih kurang/tidak sungguh-sungguh diminati orang, maka dengan makalah ini akan mengarang asal-usul bahasa Indonesia tersebut, yang mulai di gunakan pertama kali pada sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan beberapa masalah yaitu:
1.        Bagaimana asal-usul bahasa Indonesia.
2.        Apa yang menyebabkan bahasa melayu di pilih sebagai bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia.

C.  Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.        Untuk mengetahui bagaimana asal-usul bahasa Indonesia.
2.        Untuk mengetahui mengapa bahasa melayu dipilih sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia.
  
D.  Manfaat Penulisan
           Adapun manfaat penulisan adalah sebagai berikut :
1.        Memberikan informasi kepada pembaca tentang asal-usul bahasa Indonesia.
2.        Sebagai ajang berpikir ilmiah dan kreatif bagi penulis.





BAB II
PEMBAHASAN

A.  Bahasa Melayu
Sepertinya terlalu sederhana apabila kita menyimpulkan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu tanpa mengetahui historisnya. Perlu diingat bahwa bahasa Melayu merupakan salah satu dialek yang tersebar di Nusantara yang dipakai sejak jaman dulu, tetapi karena Melayu sudah merupakan lingua franca atau juga disebut Melayu Pasar, maka pemakaiannya lebih menonjol apabila dibandingkan dengan dialek-dialek melayu lain.
Untuk lebih mengetahui perkembangan serta asal-usul bahasa Indonesia sejak awalnya, maka kita perlu mengetahui beberapa fakta historis seperti di bawah ini, diantaranya.
1.    Bahasa Melayu Sebelum Masa Kolonial
Sesuai dengan bukti-bukti tertulis mengenai bahasa Melayu, namun dapat dipastikan bahwa bahasa Melayu sudah dipakai sejak jaman kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7.
Adapun berbagai batu tertulis (prasasti) yang ditemukan seperti berikut.
1)        Prasasti Kedukan Bukit di Palembang, tahun 683 M.
2)        Prasasti Talang Tuo di Palembang, tahun 684 M.
3)        Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat, tahun 684 M.
4)        Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi, tahun 688 M.
Semua prasasti di atas beraksara Pallawa dan bahasanya bahasa  Melayu Kuno yang memberi petunjuk bahwa bahasa Melayu dalam bentuk bahasa Melayu Kuno sudah dipakai sebagai alat komunikasi pada zaman Sriwijaya.
Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:
1)        Bahasa Kebudayaan, yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra.
2)        Bahasa Perhubungan (Lingua Franca) antar suku di Indonesia.
3)    Bahasa Perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun yang berasal dari luar Indonesia.
4)        Bahasa resmi kerajaan.

2.    Bahasa Melayu Pada Masa Kolonial
Ketika orang-orang Barat sampai ke Indonesia abad XVI mereka menemukan suatu kenyataan bahwa bahasa Melayu merupakan bahasa yang dipakai dalam kehidupan yang luas bangsa Nusantara. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa kenyataan, misalnya seorang Portugis bernama Pigefetta, setelah mengunjungi Tidore, menyusun semacam daftar kata bahasa Melayu pada tahun 1522. Jan Huvgenvan Linschoten, menulis buku yang berjudul “Itinerarium ofte schipvaert Naer Oost Portugels Indiens.” Dikatakan bahwa bahasa Melayu itu bukan saja sangat harum namanya, tetapi juga merupakan bahasa negeri Timur yang dihormati. Baik bangsa Portugis maupun bangsa Belanda yang datang ke Nusantara mendirikan sekolah-sekolah. Mereka terbentur dalam soal bahasa pengantar.
Kegagalan dalam mempergunakan atau menyebarkan bahasa-bahasa barat itu, memuncak dengan keluarnya keputusan pemerintah colonial, KB 1871 No. 104, yang menyatakan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah bumi putera diberikan dalam bahasa daerah atau bahasa Melayu.
Perlu kita ketahui pula, bahwa pada waktu itu bahasa Melayu terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1)        Melayu tinggi, yaitu bahasa Melayu sebagaimana dipakai dalam kitab sejarah Melayu.
2)        Melayu rendah, yaitu bahasa Melayu pasar atau pula bahasa Melayu campuran.
3)        Melayu daerah, yaitu bahasa Melayu yang dipengaruhi oleh dialek-dialek tertentu.
                                             
3.    Bahasa Melayu pada Masa Pergerakan Kemerdekaan
Tokoh pergerakan mencari bahasa yang dapat dipahami dan dapat dipakai oleh segenap lapisan suku bangsa yang ada. Pada mulanya memang sulit menentukan bahasa mana yang dapat dipakai itu.
Pemikiran terwujudnya bahasa persatuan, sebenarnya tumbuh sejak kesadaran kebangsaan, lebih memuncak lagi setelah Dewan Rakyat pada tahun 1918 berpikir tentang bahasa persatuan yang sangat diperlukan.
Dari hasil pemikiran para tokoh pergerakan dan Dewan Rakyat, akhirnya dipilih bahasa Melayu dengan pertimbangan bahwa bahasa telah dipakai hampir sebagian rakyat Indonesia pada waktu itu.
Tokoh pergerakan yang senantiasa memperkenalkan bahasa Melayu kepada seluruh rakyat dengan pertimbangan bahasa Melayu telah mempunyai ejaan resmi yang ditulis dalam Kitab Logat Melayu yang disusun oleh Ch. A. Van Ophuysen.
Sejarah telah mencatat bahwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah titik kulminasi bagi penentuan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, karena pada waktu itu pertama kali kita mengikrarkan sumpah yang berbunyi:
1)        Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu yaitu Tanah Air Indonesia.
2)        Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia.
3)        Kami putra-putri Indonesia mengaku menjunjung persatuan yaitu bahasa Indonesia.

B.  Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia
Bahasa melayu dipakai dimana-mana diwilayah nusantara serta makin berkembang dengan dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa melayu yang dipakai didaerah-daerah diwilayah nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa melayu menyerap kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa sansekerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa melayupun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.
Perkembangan bahasa melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah pemuda 28 Oktober 1928.
Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, bangsa Indonesia harus berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan. Perjuagan demikian harus dilakukan karena adanya kesadaran bahwa disamping fungsinya sebagai alat komunikasi tunggal, bahasa nasional sebagai salah satu cirri kultural, yang kedalam menunjukkan kesatuan dan keluar menyatakan perbedaan dengan bangsa lain.
Dengan kata lain, ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, yaitu:
1) Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa kebudayaan, bahasa perdagangan, dan bahasa resmi kerajaan.
2)  Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa Melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
3)  Suku Jawa, suku Sunda, dan suku-suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
4)  Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.




BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulan bahwa:
1.    Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
2.  Bahasa Indonesia secara resmi digunakan sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928.
3.    Bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia karena bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa pergaulan (Lingua Franca) di Nusantara dan bahasa Melayu sangat sederhana dan mudah dipelajari serta tidak memiliki tingkatan bahasa.
4.    Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

B.  Saran
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bahasa Indonesia itu sumbernya berasal dari bahasa melayu. Sebagai bangsa yang erat selayaknya kita menghargai nila-nilai sejarah tersebut dengan tetap menghormati bahasa melayu. Disamping itu, alangkah baiknya jika kita mengunakan bahasa Indonesia itu secara baik dan benar.
Bahasa Indonesia yang kita ketahui sebagaimana dari penjelasan terdahulu memiliki banyak rintangan dan kendala untuk mewujudkan menjadi bahasa pemersatu, bahasa nasional, bahasa Indonesia. Sehingga kita sebagai generasi penerus mampu untuk membina, mempertahankan bahasa Indonesia ini, agar tidak mengalami kemerosotan dan diperguna dengan baik oleh pihak luar.




DAFTAR PUSTAKA

Departmen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka.
Muhsin, Ahmadi. 1990. Sejarah dan Standarisasi Bahasa Indonesia. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Junus, Umar. 1969. Sejarah dan Perkembangan Kearah Bahasa Indonesia dan Bangsa Indonesia. Jakarta: Bharata.
Diunduh tanggal 3 Januari 2012.



Sabtu, 13 Oktober 2012

SENAM


BENTUK – BENTUK LATIHAN SENAM ALAT
a.    Tinggi punggung kuda – kuda lompat untuk putra adalah 1,35 meter dari lantai.
Pada waktu melakukan lompatan tangan harus menumpu pada sepertiga bagian pangkal atau ujung kuda – kuda yang dipasang membujur.
b.    Tinggi punggung kuda – kuda lompat untuk putri adalah 1,10 meter dari lantai.
Pada waktu melakukn lompatantangan menumpu dibagian tengah.
           
1.    Latihan Gerakan Lompat Kangkang
a)    Latihan lompat kangkang tumpuan pada pangkal kuda – kuda lompat.
1)   Awalan lari cepat , badan condong ke depan.
2)  Kedua kaki menolak pada papan tolak sekuat – kuatnya disertai ayunan lengan dari belakang bawah ke depan. Badan lurus, tungkai dipisahkan.
3)   Saat satu tangan menyentuh pada bagian pangkal kuda – kuda, segera menolak sekuat – kuatnya. Badan melayang di atas kuda – kuda dalam sikap lurus, lengan direntangkan, tungkai lurus dipisahkan, pandangan ke depan.
4)   Mendatar dengan ujung kaki mengeper lengan direntangkan ke atas.

b)   Latihan lompat kangkang tumpuan pada ujung kuda – kuda lompat.
1)   Awalan lari cepat, baadancondong ke depan.
2)   Kedua kaki menolak pada papan tolak, segera setelah tangan menyentuh pada bagian ujung kuda – kuda, tangan menolak sekuat – kuatnya, tungkai dipisahkan diayun ke arah perut.
3) Ayunan lengan melingkar ke belakang atas, badan membusur, melayang, tungkai rapat, dan pandangan ke depan.
4)   Mendarat dengan ujung kaki, mengeper lengan dipisahkan ke atas.


2.    Latihan Gerakan Lompat Jongkok
a)    Latihan lompat jongkok dengan tumpuan pada bagian pangkal kuda – kuda lompat.
1)   Awalan lari cepat, badan condong ke depan.
2)  Kedua kaki menolak pada papan tolak disertai ayunan lengan ke atas, badan melayang, tangan menumpu pada pangkal kuda – kuda, lengan lurus, pandangan dipusatkan di depan dekat tangan.
3)  Segera kedua tangan menolak dengan sekuat tenaga, lutut dilipat ke dada. Luruskan tungkai saat berada di atas bagian ujung kuda – kuda. Mendarat pada ujung kaki, mengeper, lengan direntangkan ke atas.

b)   Latihan lompat jongkok dengan tumpuan pada bagian ujung kuda – kuda lompat.
1)   Awalan lari cepat, badan condong ke depan.
2)  Kedua kaki menolak pada papan tolak disertai dengan ayunan legan ke atas, bdan melayang ke atas depan, kedua lengan lurus, andangan dipusatkan pada ujung kuda – kuda lompat.
3)   Saat tangan menyentuh bagianujung kuda – kuda, badan membentuk sudut 30° dengan punggung kuda – kuda lompat. Segera tangn menolak sekuat – kuatnya, tungkai diayun ke arah perut, panggul dipatahkan.
4) Ayunkan lengan melingkar ke belakang atas, badan membusur dan melayang. Mendarat dengan ujung kaki, mengeper, lengan direntangkan ke atas.

3.    Latihan Gerakan Berguling di Atas Peti Lompat
1)   Dimulai dengan lari awalan dan menolak pada papan tolakan.
2)  Begitu lepas dari papan tolak, segera jangkau kuda – kuda peti lompat dengan kedua lengan dan letakkan kedua tangan di atasnya.